Senin, 28 Desember 2009

MENAIKI GUNUNG GANDUL


WAKTU ITU KETIKA LIBURAN SEMESTER 1 AKU PERGI KETEMPAT EYANG KU, AKU JALAN – JALAN KE GUNUNG GANDUL AKU KESANA DENGAN ADIK KU, EYANG KU DAN SAUDARAKU, AKU INGIN SEKALI NAIK KE PUNCAK GUNUNG GANDUL YAITU LETAKNYA DI WONOGIRI, AKU DAN SEMUANYA SEDANG MENAIK KI GUNUNG DENGAN PENUH SEMANGAT UNTUK MENAIKI KE PUNCAK NYA DAN ADIKKU TIDAK INGGAN NAIK KE PUNCAK TETAPI ADIKKU HANYA INGGIN JALAN – JALAN KEGUNUNG SAJA, AKU MENIPU ADIKU TIDAK NAIK KE PUNCAK TETAPI CUMA JALAN – JALAN SAJA, KETIKKA BERADA DI TENGAH – TENGAH PERJALAN ADIK KU BERKATA”LHOH KOK JALANYA DARITADI JALANYA NAIK TERUS? KATANYA TIDAK NAIK KE PUNCAK” DAN SETE LAH ADIKKU TAU MAUNAIK KEPUNCAK ADIKKU SERING MENGAJAK PULANG BER KALI – KALI, SETELAH HAMPIR SAMPAI DI PUNCAK ADIK KU TIDAK MAU KEATAS DAN EYANG PUTRIKU TERPAKSA MENJAGA ADIKKU DISITU, KEMUDIAN AKU, SAUDARAKU DAN EYANG KU NAIK KE PUNCAK YANG MEMIMPI JALANYA ADALAH EYANGKU, JALAMYA SANGAT SEMPIT KALAU ELIHAT KE BELAKANG NANTI BISA KETAKUTAN, SETELAH SAMPAI DI PUNSAK RASANYA SANGAT SENANG, SETELAH LIMAMENIT BERARDA DI PUNCAK ADIKKU MENG SMS AKU DISURUH PULANG DAN

SELESAI
ANDRA MUKTI, 27 DESEMBER 2009

Kamis, 24 Desember 2009

Merkurius




Karakteristik edaran (Epoch J2000)

Sumbu Semi-mayor 57.909.068 km (0,38709821 AU)
ksentrisitas edaran 0,205 30294
Perihelion 46.001.210 km (0,30749909 AU)
Aphelion 69.816.927 km (0.46669733)
Periode Sinodik 115.88
kecepatan edaran rata-rata 47,87 km/s
Inklinasi 7.005015818° (3,38° terhadap katulistiwa matahari)
Lintang dari noktah naik 348,739 36°
Argumen periapsis 114,207 83°
Satelit alami Tidak ada

Ciri-ciri fisik

Rata-rata Jari-jari 2439,7 ± 1 km (0,3829 Bumi)
Kepepatan <0.0006
Luas permukaan 7.48×107 km2 (0.108 Bumi)
Volume 6,083×1010 [[km3]] (0,054 Bumi)
Massa 5,9736×1024 kg
Kepadatan 5,427 g/cm³
Gravitasi permukaan katulistiwa 3,7 m/s² (0,38 gee)
Kecepatan Lepas 4,25 km/s
Hari sideris 58 hari 15,5 jam
Kecepatan Putar 10,892 km/h = 465,11 m/s (di katulistiwa)
Kemiringan Sumbu 0,01°
Kenaikan kanan dari kutub utara 281,01° (18 j 44 men 2 s)
Deklinasi 61,45°
Albedo 0.119

Merkurius

Merkurius adalah planet di terkecil di dalam tata surya dan juga yang terdekat dengan Matahari dengan kala revolusi 88 hari. Kecerahan planet ini berkisar diantara -2 sampai 5,5 dalam magnitudo tampak namun tidak mudah terlihat karena sudut pandangnya dengan matahari kecil (dengan rentangan paling jauh sebesar 28,3 derajat.
Merkurius hanya bisa terlihat pada saat subuh atau maghrib. Tidak begitu banyak yang diketahui tentang Merkurius karena hanya satu pesawat antariksa yang pernah mendekatinya yaitu Mariner 10 pada tahun 1974 sampai 1975. Mariner 10 hanya berhasil memetakan sekitar 40 sampai 45 persen dari permukaan planet. Mirip dengan Bulan, Merkurius mempunyai banyak kawah dan juga tidak mempunyai satelit alami serta atmosfir. Merkurius mempunyai inti besi yang menciptakan sebuah medan magnet dengan kekuatan 0.1% dari kekuatan medan magnet bumi. Suhu permukaan dari Merkurius berkisar antara 90 sampai 700 Kelvin (-180 sampai 430 derajat selsius), Pengamatan tercatat dari Merkurius paling awal dimulai dari jaman orang Sumeria pada milenium ke tiga sebelum masehi.
Bangsa Romawi menamakan planet ini dengan nama salah satu dari dewa mereka, Merkurius (dikenal juga sebagai Hermes pada mitologi Yunani dan Nabu pada mitologi Babilonia). Lambang astronomis untuk merkurius adalah bstraksi dari kepala Merkurius sang dewa dengan topi bersayap diatas caduceus.
Orang Yunani pada jaman Hesiod menamai Merkurius Stilbon dan Hermaon karena sebelum abad ke lima sebelum masehi mereka mengira bahwa Merkurius itu adalah dua benda antariksa yang berbeda, yang satu hanya tampak pada saat matahari terbit dan yang satunya lagi hanya tampak pada saat matahari terbenam. Di India, Merkurius dinamai Budha (बुध), anak dari Candra sang bulan. Di budaya Tiongkok, Korea, Jepang dan Vietnam, Merkurius dinamakan "bintang air".
Kandungan udara
Orang-orang Ibrani menamakannya Kokhav Hamah ( כו כב חמה ), "bintang dari yang panas" ("yang panas" maksudnya matahari). Diameter Merkurius 40% lebih kecil daripada Bumi (4879,4 km), dan 40% lebih besar daripada Bulan. Ukurannya juga lebih kecil (walaupun lebih padat) daripada bulan Jupiter, Ganymede dan bulan Saturnus, Titan.

Struktur Dalam
Dengan diameter sebesar 4879 km di katulistiwa, Merkurius adalah planet terkecil dari empat planet kebumian di Tata Surya. Merkurius terdiri dari 70% logam dan 30% silikat serta mempunyai kepadatan sebesar 5,43 g/cm3 hanya sedikit dibawah kepadatan Bumi. Namun apabila efek dari tekanan gravitasi tidak dihitung maka Merkurius lebih padat dari Bumi dengan kepadatan tak terkompres dari Merkurius 5,3 g/cm3 dan Bumi hanya 4,4 g/cm3.
Kepadatan Merkurius digunakan untuk menduga struktur dalamnya. Kepadatan Bumi yang tinggi tercipta karena tekanan gravitasi, terutamanya di bagian inti. Merkurius namun jauh lebih kecil dan bagian dalamnya tidak terdapat seperti bumi sehingga kepadatannya yang tinggi diduga karena planet tersebut mempunyai inti yang besar dan kaya akan besi.
Para ahli bumi menaksir bahwa inti Merkurius menempati 42 % dari volumenya (inti Bumi hanya menempati 17% dari volume Bumi). Menurut riset terbaru, kemungkinan besar inti Merkurius adalah cair. Mantel setebal 600 km menyelimuti inti Merkurius dan kerak dari Merkurius diduga setebal 100 sampai 200 km. Permukaan merkurius mempunyai banyak perbukitan yang kurus, beberapa mencapai ratusan kilometer panjangnya.
Diduga perbukitan ini terbentuk karena inti dan mantel Merkurius mendingin dan menciut pada saat kerak sudah membatu. Merkurius mengandung besi lebih banyak dari planet lainnya di tata surya dan beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskannya.
Teori yang paling luas diterima adalah bahwa Merkuri pada awalnya mempunyai perbandingan logam-silikat mirip dengan meteor Kondrit umumnya dan mempunyai massa sekitar 2,25 kali assanya yang sekarang. Namun pada awal sejarah tata surya, merkurius tertabrak oleh sebuah planetesimal berukuran sekitar seperenam dari massanya. Benturan tersebut telah melepaskan sebagian besar dari kerak dan mantel asli Merkurius dan meninggalkan intinya. Proses yang sama juga telah diajukan untuk menjelaskan penciptaan dari Bulan.
Teori yang lain menyatakan bahwa Merkurius mungkin telah terbentuk dari nebula Matahari sebelum energi keluaran Matahari telah stabil. Merkurius pada awalnya mempunyai dua kali dari massanya yang sekarang, namun dengan mengambangnya protomatahari, suhu di sekitar merkuri dapat mencapai sekitar 2500 sampai 3500 Kelvin dan mungkin mencapai 10000 Kelvin. Sebagian besar permukaan Merkurius akan menguap pada temperatur seperti itu, membuat sebuah atmosfir "uap batu" yang mungkin tertiup oleh angin matahari Teori ketiga mengajukan bahwa mengakibatkan tarikan pada partikel yang darinya Merkurius akan terbentuk sehingga partikel yang lebih ringan hilang dari materi pengimbuhan. Masing-masing dari teori ini memprediksikan susunan permukaan yang berbeda. Dua misi antariksa di masa datang, MESSENGER dan BepiColombo akan menguji teori-teori ini.

Fauna Indonesia





Fauna Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi karena wilayahnya yang luas dan berbentuk kepulauan tropis[1].
Keanekaragaman yang tinggi ini disebabkan oleh Garis Wallace, membagi Indonesia menjadi dua area; zona zoogeografi Asia, yang dipengaruhi oleh fauna Asia, dan zona zoogeografi Australasia, dipengaruhi oleh fauna Australia[2]. Pencampuran fauna di Indonesia juga dipengaruhi oleh ekosistem yang beragam diantaranya: pantai, bukit pasir, estuari, hutan bakau, dan terumbu karang.
Masalah ekologi yang muncul di Indonesia adalah proses industrialisasi dan pertumbuhan populasi yang tinggi, yang menyebabkan prioritas pemeliharaan lingkungan menjadi terpinggirkan[3]. Keadaan ini menjadi semakin buruk akibat aktivitas pembalakan liar, yang menyebabkan berkurangnya area hutan; sedangkan masalah lain, termasuk tingginya urbanisasi, polusi udara, manajemen sampah dan sistem pengolahan limbah juga berperan dalam perusakan hutan.

Asal fauna Indonesia

Asal mula fauna Indonesia sangat dipengaruhi oleh aspek geografi dan peristiwa geologi di benua Asia dan Australia[4]. Pada zaman purba, pulau Irian (New Guinea) tergabung dengan




Hughasiusilum
Nama dari benua Ausralia 12.000.000 tahun yang lalu untuk sebagai landasan benua Australia yang akan dibentuk dari batuan yang umurnya muda yaitu kurang dari 2 juta tahun.
Benua Australia membentuk superbenua yang dinamakan superbenua selatan Gondwana. Superbenua ini mulai terpecah 140 juta tahun yang lalu, dan daerah New Guinea (yang dikenal sebagai Sahul) bergerak menuju khatulistiwa. Akibatnya, hewan di New Guinea berpindah ke benua Australia dan demikian pula sebaliknya, menimbulkan berbagai macam spesies yang hidup di berbagai area hidup dalam ekosistem. Aktivitas ini terus berlanjut dua daerah ini benar-benar terpisah. Di lain pihak, pengaruh benua Asia merupakan akibat dari reformasi superbenua Laurasia, yang timbul setelah pecahnya Rodinia sekitar 1 milyar tahun yang lalu. Sekitar 200 juta tahun yang lalu, superbenua Laurasia benar-benar terpisah, membentuk Laurentia (sekarang Amerika) dan Eurasia. Pada saat itu, sebagian wilayah Indonesia masih belum terpisah dari superbenua Eurasia. Akibatnya, hewan-hewan dari
Eurasia dapat saling berpindah dalam wilayah kepulauan Indonesia, dan dalam ekosistem yang berbeda, terbentuklah spesies-spesies baru.
Pada abad ke-19, Alfred Russel Wallace mengusulkan ide tentang Garis Wallace, yang merupakan suatu garis imajiner yang membagi kepulauan Indonesia ke dalam dua daerah, daerah zoogeografis Asia dan daerah zoogeografis Australasia (Wallacea)[5]. Garis tersebut ditarik melalui kepulauan Melayu, diantara Kalimantan (Borneo) dan Sulawesi (Celebes); dan diantara Bali dan Lombok.[6] Walaupun jarak antara Bali dan Lombok relatif pendek, sekitar 35 kilometer, distribusi fauna di sini sangat dipengaruhi oleh garis ini.
Sebagai contoh, sekelompok burung tidak akan mau menyeberang laut terbuka walaupun jaraknya pendek[6].



Paparan Sunda
Hewan-hewan di daerah paparan Sunda, yang meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan dan pulau-pulau kecil yang mengelilinginya, memiliki karakteristik yang menyerupai fauna di Asia. Selama jaman es, setelah Laurasia terpecah, daratan benua Asia terhubung dengan kepulauan
Indonesia. Selain itu, kedalaman laut yang relatif dangkal memungkinkan hewan-hewan untuk bermigrasi ke paparan Sunda. Spesies-spesies besar seperti harimau, badak, orangutan, gajah, dan leopard ada di daerah ini, walaupun sebagian hewan ini sekarang dikategorikan terancum punah. Selat Makassar, laut antara Kalimantan dan Sulawesi, serta selat Lombok, antara Bali dan Lombok, yang menjadi pemisah dari Garis Wallace, menandakan akhir dari daerah
paparan Sunda.

Mamalia
Paparan Sunda memiliki spesies berjumlah total 381. Dari jumlah itu, 173 di antaranya merupakan spesies endemik daerah ini.[7] Sebagian besar dari spesies-spesies ini terancam keberadaannya. Dua spesies orangutan, Pongo pygmaeus (orangutan Kalimantan) dan Pongo abelii (orangutan Sumatra) termasuk dalam daftar merah IUCN. Mamalia terkenal lain, seperti kera berhidung panjang Kalimantan (Nasalis larvatus), badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis), dan Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) juga sangat terancam jumlah populasinya.

Burung
Menurut Konservasi International, sebanyak 771 spesies unggas terdapat di paparan Sunda. Sebanyak 146 spesies merupakan endemik daerah ini. Pulau Jawa dan Bali memiliki paling sedikit 20 spesies endemik, termasuk Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) dan Cerek Jawa (Charadrius javanicus).

Reptil dan Amfibia
Sebanyak 449 spesies dari 125 genus reptil diperkirakan hidup di paparan Sunda. Sebanyak 249 spesies dan 24 genus di antaranya adalah endemik. Tiga famili reptil juga merupakan endemik di wilayah ini: Anomochilidae, Xenophidiidae and Lanthanotidae. Famili Lanthanotidae diwakili oleh earless monitor (Lanthanotus borneensis), kadal coklat Kalimantan yang sangat langka dan jarang ditemui. Sekitar 242 spesies amfibia dalam 41 genus hidup di daerah ini. Sebanyak 172 spesies, termasuk Caecilian dan enam genus adalah endemik.

Ikan
Sebanyak hampir 200 spesies baru ditemukan di daerah ini dalam sepuluh tahun terakhir. Sekitar 1000 spesies ikan diketahui hidup di dalam sungai, danau, dan rawa-rawa di paparan Sunda. Kalimantan mempunyai sekitar 430 spesies, dan sekitar 164 di antaranya diduga endemik. Sumatra memiliki 270 spesies, sebanyak 42 di antaranya endemik.[8] Ikan arwana emas (Scleropages formosus) yang cukup terkenal merupakan contoh ikan di daerah ini.

Wallacea
Wallacea merupakan daerah transisi biogeografis antara paparan Sunda ke arah barat, dan daerah
Australasian ke arah timur. Daerah ini meliputi sekitar 338.494 km² area daratan, terbagi ke dalam banyak pulau kecil. Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan sebagian Nusa Tenggara merupakan bagian dari daerah ini. Karena faktor geografinya, daerah ini terdiri dari banyak jenis hewan endemik dan spesies fauna yang unik.

Mamalia
Wallacea mempunyai sejumlah 223 spesies asli mamalia. Sebanyak 126 di antaranya merupakan endemik daerah ini. Sebanyak 124 spesies kelelawar bisa ditemukan di daerah ini. Sulawesi, sebagai pulau terbesar di daerah ini memiliki jumlah mamalia yang paling banyak. Sejumlah 136 spesies, 82 spesies dan seperempat genus di antaranya adalah endemik. Spesies yang luar biasa, seperti anoa (Bubalus depressicornis) dan babi rusa (Babyrousa babyrussa) hidup di pulau ini. Sedikitnya tujuh spesies kera (Macaca spp.) dan lima spesies tarsius (Tarsius spp.) juga merupakan hewan khas daerah ini.

Burung
Sebanyak 650 spesies burung bisa ditemui di Wallacea, 265 spesies di antaranya adalah endemik. Di antara 235 genus yang ada, 26 di antaranya merupakan endemik. Sejumlah 16 genus hanya terdapat di Sulawesi dan pulau-pulau lain di sekitarnya. Kira-kira, sebanyak 356 spesies, termasuk 96 spesies burung endemik hidup di Pulau Sulawesi. Salah satunya adalah maleo (Macrocephalon maleo), jenis burung yang terancam punah dan hanya ditemukan di sekitar Wallacea.

Reptil dan Amfibia
Dengan 222 spesies, 99 di antaranya endemik, Wallacea memiliki jenis reptil yang sangat beragam. Di antaranya adalah 118 spesies kadal yang 60 di antaranya adalah endemik; 98 spesies ular, 37 spesies di antaranya adalah endemik; lima spesies kura-kura, dua spesiesnya merupakan endemik; dan satu spesies buaya, buaya Indo-Pasifik (Crocodylus porosus). Tiga genus endemik ular yang hanya dapat ditemukan di wilayah ini: Calamorhabdium, Rabdion, dan Cyclotyphlops. Salah satu reptil yang mungkin paling terkenal di Wallacea adalah komodo (Varanus komodoensis), yang diketahui keberadaannya hanya di Pulau Komodo, Padar, Rinca, dan tepi barat Flores. Sebanyak 58 spesies amfibia khas dapat ditemukan di Wallacea. Sebanyak 32 spesies di antaranya adalah endemik. Ini menggambarkan kombinasi elemen katak daerah Indo-Melayu dan Australasia yang mempesona.

Ikan
Ada sekitar 310 spesies ikan tercatat dari sungai-sungai dan danau-danau Wallacea. Sebanyak 75 spesies di antaranya adalah endemik. Walaupun masih sedikit yang dapat diketahui mengenai ikan ikan dari Kepulauan Maluku dan Kepulauan Sunda Kecil, 6 spesies diketahui sebagai endemik. Di pulau Sulawesi, ada 69 spesies yang diketahui, 53 di antaranya adalah endemik. Danau Malili di Sulawesi Selatan, dengan kedalamannya yang kompleks dan arusnya yang deras memiliki paling sedikit 15 jenis ikan telmatherinid endemik, dua di antaranya mewakili genus endemik, tiga endemik Oryzia, dua endemik halfbeaks, dan tujuh endemik gobie.

Invertebrata
Terdapat sekitar 82 spesies kupu-kupu yang ada di daerah Wallacea, 44 spesies di antaranya adalah endemik. Sejumlah 109 spesies kumbang juga terdapat di sekitar daerah wilayah ini, 79 di antaranya adalah endemik. Satu spesies yang mengagumkan dan mungkin merupakan lebah terbesar di dunia, (Chalicodoma pluto) terdapat di utara Maluku. Serangga yang hewan betinanya bisa tumbuh sampai 4 cm ini, membangun sarang secara komunal pada sarang rayap di pepohonan hutan dataran rendah. Sekitar 50 moluska endemik, tiga spesies kepiting endemik, dan sejumlah spesies udang endemik juga diketahui berasal dari Wallacea.

Konservasi
Walaupun 45% daerah Indonesian masih belum berpenghuni dan ditutupi hutan tropis, pertumbuhan populasi Indonesia yang tinggi dengan industrialisasinya, secara perlahan mempengaruhi keberadaan fauna di Indonesia. Ditambah lagi, perdagangan hewan ilegal semakin menambah parah kondisi fauna Indonesia, termasuk di antaranya badak, orangutan, harimau, dan beberapa spesies amfibia[5]. Hingga 95% hewan yang dijual di pasar diambil langsung dari hutan dan bukannya melalui konservasi; dan lebih dari 20% hewan ini meninggal dalam perjalanan.[9]. Pada tahun 2003, World Conservation Union mencatat 147 spesies mamalia, 114 burung, 91 ikan dan 2 invertebrata termasuk dalam hewan-hewan yang terancam punah[9].

Daftar flora identitas provinsi di Indonesia

Daftar flora identitas provinsi di Indonesia

Berikut ini adalah Daftar Flora Identitas Provinsi di Indonesia

DI Aceh (sekarang Nanggroe Aceh Darussalam) - Bunga Jeumpa (Michelia champaca)[1]
Sumatera Utara - Kenanga (Cananga odorata)[2]
Sumatera Barat - Pohon Andalas (Morus macroura)[3]
Riau - Nibung (Oncosperma tigillarium)[4]
Kepulauan Riau - Sirih (Piper betle)[5]
Jambi - Pinang Merah (Cyrtostachys renda)[6]
Sumatera Selatan - Duku (Lansium domesticum)[7]
Bengkulu - Suweg Raksasa (Amorphophallus titanum)[8]
Bangka Belitung - Nagasari (Palaquium rostratum)[9]
Lampung - Bunga Ashar (Mirabilis jalapa)[10]
Banten - Kokoleceran (Vatica bantamensis)[11]
DKI Jakarta - Salak Condet (Salacca edulis)[12]
Jawa Barat - Gandaria (Bouea macrophylla)[13]
Jawa Tengah - Kantil (Michelia alba)[14]
DI Yogyakarta - Kepel (Stelechocarpus burahol)[15]
Jawa Timur - Sedap Malam (Polyanthes tuberosa)[16]
Kalimantan Barat - Tengkawang Tungkul (Shorea stenoptera)[17]
Kalimantan Selatan - Kasturi (Mangifera casturi)[18]
Kalimantan Tengah - Tenggaring (Nephelium lappaceum)[19]
Kalimantan Timur - Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata)[20]
Sulawesi Utara - Longusei (Ficus minahasae)[21]
Gorontalo - Gofasa, Gupasa (Vitex cofassus)[22]
Sulawesi Tengah - Eboni (Diospyros celebica)[23]
Sulawesi Tenggara - Anggrek Serat (Dendrobium utile)[24]
Sulawesi Barat - Cempaka hutan kasar (Elmerrillia ovalis)[25]
Sulawesi Selatan - Lontar (Borassus flabellifer)[26]
Bali - Majegau (Dysoxylum densiflorum)[27]
Nusa Tenggara Barat - Ajan Kelicung (Diospyros macrophylla)[28]
Nusa Tenggara Timur - Cendana (Santalum album)[29]
Maluku - Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis)[30]
Maluku Utara - Cengkeh (Syzygium aromaticum)[31]
Papua Barat - Matoa (Pometia pinnata)[32]
Papua - Buah merah (Pandanus conoideus)[33]
Bekas provinsi Timor Timur (Timor Leste) - Ampupu (Eucalyptus urophylla)

Daftar danau dan waduk di Indonesia

Daftar Nama Danau dan Waduk di Indonesia Diurutkan Berdasarkan Abjad

Danau Airhitam berada di Provinsi Sumatra Selatan
Danau Aneuklaot berada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Danau Anggi Giji berada di Provinsi Papua
Danau Anggi Gita berada di Provinsi Papua
Danau Bambenan berada di Provinsi Kalimantan Tengah
Danau Bangkau berada di Provinsi Kalimantan Selatan
Danau Batu berada di Provinsi Bali
Danau Batu Jai berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Danau Bekuan berada di Provinsi Kalimantan Barat
Danau Belida berada di Provinsi Kalimantan Barat
Danau Biru berada di Provinsi Papua
Danau Bitin berada di Provinsi Kalimantan Selatan
Danau Beratan berada di Provinsi Bali
Danau Buyan berada di Provinsi Bali
Danau Cembulu berada di Provinsi Kalimantan Tengah
Danau Danau berada di Provinsi Sulawesi Utara
Danau Dendam Tak Sudah berada di Provinsi Bengkulu
Danau Di Atas berada di Provinsi Sumatra Barat
Danau Di Bawah berada di Provinsi Sumatra Barat
Danau Dipacampat berada di Provinsi Jambi
Danau Emas berada di Provinsi Bengkulu
Danau Ganting berada di Provinsi Kalimantan Tengah
Danau Gatel berada di Provinsi Kalimantan Tengah
Danau Genali berada di Provinsi Kalimantan Barat
Danau Jembawan berada di Provinsi Sumatra Selatan
Danau Jempang berada di Provinsi Kalimantan Timur
Danau Jepara berada di Provinsi Lampung
Danau Kalimutu Telaga Tiga Warna berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Danau Kawah Ijen berada di Provinsi Jawa Timur
Danau Kawah Kelut berada di Provinsi Jawa Timur
Danau Kenamfui berada di Provinsi Kalimantan Tengah
Danau Kerinci berada di Provinsi Sumatra Barat
Danau Laut Realoih berada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Danau Laut Tawar berada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Danau Limboto berada di Provinsi Sulawesi Utara
Danau Limut berada di Provinsi Kalimantan Tengah
Danau Lindu berada di Provinsi Sulawesi Tengah
Danau Linouw berada di Provinsi Sulawesi Utara
Danau Lubuk Deling berada di Provinsi Sumatra Selatan
Danau Mahalona berada di Provinsi Sulawesi Selatan
Danau Maninjau berada di Provinsi Sumatra Barat
Danau Matana berada di Provinsi Sulawesi Selatan
Danau Matur berada di Provinsi Kalimantan Tengah
Danau Melintang berada di Provinsi Kalimantan Timur
Danau Mepara berada di Provinsi Kaflmantan Tengah
Danau Moat berada di Provinsi Sulawesi Utara
Danau Pacai berada di Provinsi Jawa Timur
Danau Pangkalan berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Paninai berada di Provinsi Papua
Danau Poso berada di Provinsi Sulawesi Tengah
Danau Ranau berada di batas Provinsi Lampung dan Sumatra Selatan
Danau Rawa Dano berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Rawa Kelindingan berada di Provinsi Jawa Timur
Danau Rawa Pening berada di Provinsi Jawa Tengah
Danau Raya berada di Provinsi Kalimantan Tengah
Danau Rombebai berada di Provinsi Papua
Danau Segara Anak berada di Provinsi NTB
Danau Semayang berada di Provinsi Kalimantan Timur
Danau Sembuluh berada di Provinsi Kalimantan Tengah
Danau Sentani berada di Provinsi Papua
Danau Sentarum berada di Provinsi Kalimantan Barat
Danau Sidenreng berada di Provinsi Sulawesi Selatan
Danau Singkarak berada di Provinsi Sumatra Barat
Danau Sipin berada di Provinsi Jambi
Danau Situ Bagendit berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Situ Cileunca berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Situ Langkung berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Situ Lengkong berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Situ Sipanunjang berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Tage berada di Provinsi Papua
Danau Tambara berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Danau Tamblingan berada di Provinsi Bali
Danau Tang berada di Provinsi Kalimantan Barat
Danau Telaga Menjer berada di Provinsi Jawa Tengah
Danau Telaga Patenggang berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Telaga Sarangan berada di Provinsi Jawa Timur
Danau Teloko berada di Provinsi Sumatra Selatan
Danau Tempe berada di Provinsi Sulawesi Selatan
Danau Terusan berada di Provinsi Kalimantan Tengah
Danau Tes berada di Provinsi Bengkulu
Danau Tete berada di Provinsi Kalimantan Tengah
Danau Ti Bi berada di Provinsi Papua
Danau Toba berada di Provinsi Sumatra Utara
Danau Tondano berada di Provinsi Sulawesi Utara
Danau Tonjidat berada di Provinsi Papua
Danau Wanayasa berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Towuti berada di Provinsi Sulawesi Selatan
Danau Waduk Cacaban berada di Provinsi Jawa Tengah
Danau Waduk Cengklik berada di Provinsi Jawa Tengah
Danau Waduk Cirata berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Waduk Darma berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Waduk Gajah Mungkur berada di Provinsi Jawa Tengah
Danau Waduk Gonclang berada di Provinsi Jawa Timur
Danau Waduk Jatiluhur berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Waduk Karangkates (Waduk Ir. Sutami) berada di Provinsi Jawa Timur
Danau Waduk Klampis berada di Provinsi Jawa Timur
Danau Waduk Lahor berada di Provinsi Jawa Timur
Danau Waduk Melahayu berada di Provinsi Jawa Tengah
Danau Waduk Ngebel berada di Provinsi Jawa Timur
Danau Waduk Riam Kanan berada di Provinsi Kalimantan Selatan
Danau Waduk Saguling berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Waduk Selarego berada di Provinsi Jawa Timur
Danau Waduk Sempor berada di Provinsi Jawa Tengah
Danau Waduk Wadas Lintang berada di Provinsi Jawa Tengah
Danau Waduk Way Rarem berada di Provinsi Lampung
Danau Waduk Widas berada di Provinsi Jawa Timur
Danau Yamur berada di Provinsi Papua
Danau Yawasi berada di Provinsi Papua

Daftar gunung di Indonesia

Berikut merupakan daftar gunung yang terletak di Indonesia.

Berdasarkan nama
A
Gunung Agung, di Pulau Bali
Gunung Abang, di Pulau Bali
Gunung Anjasmara, di Jawa Timur
Gunung Argopuro, di Jawa Timur
Gunung Arjuno, di Jawa Timur
Gunung Aseupan, di Banten
B
Gunung Bur Ni Telong, di Nad
Gunung Baluran, di Jawa Timur
Gunung Batok, di Jawa Timur
Gunung Batur, di Bali
Gunung Bandahara, di NAD
Gunung Bawakaraeng, di Sulawesi selatan
Gunung Bromo, di Jawa Timur
Gunung Bukitunggul, di Jawa Barat
Gunung Burangrang, di Jawa Barat
Gunung Botto Kabobong, di Sulawesi selatan
C
Gunung Cikurai, di Jawa Barat
Gunung Ciremai, di Jawa Barat
D
Gunung Dempo, di Sumatera Selatan
G
Gunung Galunggung, di Jawa Barat
Gunung Gamalama, di Sulawesi
Gunung Gamkonora, di Maluku Utara
Gunung Gede, di Jawa Barat
H
Gunung Halimun, di Banten
Gunung Handeuleum, di Banten
I
Kawah Ijen, di Jawa Timur
J
Puncak Jaya di Papua
K
Gunung Kabaena, di Pulau Kabaena, Sulawesi Tenggara
Gunung Karang, di Banten
Gunung Kelud, di Jawa Timur
Gunung Kerinci, di Sumatera Barat
Gunung Krakatau, di Selat Sunda
L
Gunung Leuser, di NAD
Gunung Lawu, di Jawa Timur
M
Gunung Malabar, di Jawa Barat
Gunung Marapi, di Sumatera Barat
Gunung Merapi, di Jawa Tengah
Gunung Merbabu, di Jawa Tengah
Gunung Muria, di Jawa Tengah
P
Gunung Pangrango, di Jawa Barat
Gunung Papandayan, di Jawa Barat
Gunung Patuha, di Jawa Barat
Gunung Penanggungan, di Jawa Timur
Gunung Perkison, di NAD
Gunung Pesagi, di Lampung
Gunung Pesawaran, di Lampung
Gunung Prahu, di Jawa Tengah
Gunung Pulasari, di Banten
R
Gunung Raung, di Jawa Timur
Gunung Rinjani, di NTB
Gunung Rajabasa, di Lampung
S
Gunung Salak, di Jawa Barat
Gunung Sanggabuana, di Jawa Barat
Gunung Semeru, di Jawa Timur
Gunung Seminung, di Lampung
Gunung Sibayak, di Sumatra Utara
Gunung Sibuatan, di Sumatera Utara
Gunung Sihapuabu, di Sumetera Utara
Gunung Sinabung, di Sumatera Utara
Gunung Slamet, di Jawa Tengah
Gunung Seblat, di Bengkulu
Gunung Singgalang, di Sumatera Barat
Gunung Sago, di Sumatera Barat
Gunung Sumbing, di Jawa Tengah
T
Gunung Talamau
Gunung Talang, Sumatra Barat
Gunung Tambora, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
Gunung Tampomas, Sumedang, Jawa Barat
Gunung Tandikat, Sumatra Barat
Gunung Tanggamus, di Lampung
Gunung Tangkuban Parahu, di Jawa Barat
Gunung Welirang, Jawa Timur
Gunung Wilis, di Jawa Timur
Gunung Wayang, di Jawa Barat

Berdasarkan letak

Gunung di Irian
Gunung Jaya - Puncak Jaya merupakan sebuah gunung yang terdapat di provinsi Irian Jaya, Indonesia.
Puncak Jaya mempunyai ketinggian setinggi 4880m. Puncak Jaya adalah gunung tertinggi di
Indonesia.
Gunung di Jawa
Gunung Anjasmara (2.277 m)
Gunung Argapura (3.088 m)
Gunung Arjuno (3.339 m)
Gunung Bromo (2.392 m)
Gunung Bukit Tunggul (2.208 m)
Burangrang (2.057 m)
Gunung Cereme (3.078 m)
Gunung Cikuray (2.818 m)
Gunung Galunggung (2.167 m)
Gunung Gede (2.958 m)
Gunung Guntur (2.249 m)
Gunung Karang (1.245 m) sekitar 40 KM selatan Pandeglang
Gunung Kembar I (3.052 m)
Gunung Kembar II (3.126 m)
Gunung Lawu (3.245 m)
Gunung Semeru (3.676m) gunung tertinggi di pulau Jawa dan gunung berapi ketiga tertinggi di
Indonesia
Gunung Malabar (2.343 m)
Gunung Masigit (2.078 m)
Gunung Merapi (2.911 m)
Gunung Merbabu (3.145 m)
Gunung Pangrango (3.019 m)
Gunung Papandayan (2.665 m)
Gunung Patuha (2.386 m)
Gunung Penanggungan (1.653 m)
Gunung Raung (3.332 m)
Gunung Salak (2.211 m)
Gunung Slamet (3.432 m)
Gunung Sumbing (3.336 m)
Gunung Sundara (3.150 m)
Gunung Tangkuban Perahu (2.084 m)
Gunung Ungaran (2,050 m)
Gunung Wayang (2.181 m)
Gunung Welirang (3.156 m)
Gunung Wilis (2.552 m)

Gunung di Kalimantan
Gunung Palung (1116 m)

Gunung di Sulawesi
Gunung Lokon (1.689 m)
Gunung Klabat
Gunung Mahawu
Gunung Bawakaraeng (2.705 m)
Gunung Latimojong (3.680 m)

Gunung di Sumatra
Gunung Dempo (3159 m) Sumatra Selatan
Gunung Kerinci (3.805 m) Jambi gunung tertinggi di Sumatra, kedua di Indonesia dan gunung berapi
tertinggi di Indonesia
Sibayak (2.212 m) Sumatra Utara
Gunung Pesagi (2.262 m) Lampung
Gunung Singgalang (2.877 m) Sumatra Barat
Gunung Marapi (2,891.3 m) Sumatra Barat
Gunung Talamau (2,912 m) Sumatra Barat
Gunung Tandikat (2438 m) Sumatra Barat
Gunung Leuser (3172 m) NAD
Gunung Perkison (2300 m) NAD

Tempat lainnya
Gunung Agung (3.142 m) di Bali
Gunung Rinjani (3.726 m) di Lombok, gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia
Gunung Tambora (2.850 m) di pulau Sumbawa
Krakatau di Selat Sunda


Daftar gunung berapi di Indonesia

Gunung Agung
Bur ni Telong
Argopuro
Arjuno
Bromo
Gamkonora
Galunggung
Kawah Ijen
Kerinci
Kelud
Krakatau
Leuser
Gunung Lurus
Mahameru
Merapi
Merbabu
Raung
Rinjani
Semeru
Sibayak
Gunung Tambora
Welirang
Talang
Ine Like
Singgalang
Sago
Talamau
Tandikat
Pantai Cermin
Lokon
Tangkuban Perahu
Gunung Salak
Gede
Guntur
Papandayan
Ciremai

Sabtu, 12 Desember 2009

EYANG NAIK HAJI



Waktuitu eyang wonogiri sedang berangkat naik haji, eyang sedang berarda di kabupaten wonogiri, aku, adik ku, ayah ibuku, saudaraku dan pakde budeku juga mangantar eyang ku mau naik haji eyang ku naik bus yang ke sembilan untuk ke donoudan, aku menunggu eyang ku ke donoudan di masjid, aku menunggu eyang ku sambil makan pecel, setelah makan pecel kemudian eyang ku berangkat naik bus untuk menuju donoudan adn aku melihat eyangku sedang mendada-dadai aku eyang ku sampai di donoudan selama satu jam saja, setelah beyangku sampai di Donoudan eyang ku disana sampai pukul 3pagi baru berangkat ke mekah, jarak antara mekah dan indonesia selama empat jam, setelah eyangku tiba di mekah kata eyang ku rasanya enak sekali

Sabtu, 05 Desember 2009

Pendakian gunung Gandul


pada waktu idul fitri aku, adikku, omSulis, eyangku, dan saudaraku naik ke gunung gandul di wonogiri , adikku naik dengan membawa tongkat untuk membantunya agar bisa naik karena adikku tidak kuat untuk menaikki gunung adikku dan omSulis istirahat ditengah-tengah jalan sedangkan aku dan saudaraku naik begitu cepat dan penuh semangat, kalau eyeng ku naik biasa-biasa saja/pelan-pelan saja dan juga semangat, setelah eyangku, saudaraku dan aku sudah sampai di puncak gunung menunggu akikku dan omku selama sekitar5 menit, setelah semuanya sudah tiba di puncak gunung Gandul, semuanya pada melihatlihat pemandanggan yang sanggat indah sekali, aku melihat sunggai benggawan Solo,lapanggan tenes, jalan raya yang sungguh rame dan melihat pemandanggan lain-lain yang ada di sekitar daerah Wonogiri, setelah menik mati pemandanggan yang sungguh indah kemu dian turung di gunung Gandul, yang pertama turun yaitu adikku dan omku, setelah menunggu adikku dan omku kemudian aku, eyangku dan saudaraku juga ikut menyusul, aku turun begitu cepat, sedangkan saudaraku sanggat lambat tetapi naik nya cepat, setelah sampai dibawah aku pulang dan makan-makan


Andramukti 5-12-2009

NAIK ATV

Pada suatu hari aku berlibur ke waduk Gajah mungkur aku disana naik mobil ku aku disana dengan semua keluargaku, eang ku dan saudaraku, disana ada motor ATV yang disewak kan dengan berharga 2 putaran dengan harga RP. 5000, aku sangat senang menaikinya hinga aku mencoba 2kali kalau adikku naik dengan dijaga oleh ayah ku, aku naik motor ATV sambil melihat-lihat pemandangan yang sangat indah sekali , jalan ATV itu juga panjang, waktu akudisana ada orang yang mambeli ikan yang besar sekali kata ibu ku ikan itu harganya RP. 13.000 per ekor, setelah aku naik ATV aku langsung ke airnya disana banyak ikanya, disana aku sambil beli bakso ojek, bakso ojek itu aku lempar kan ke air kemudian langsung ikan-ikan itu memakan bakso ojek ku, akudisana juga bermain air/ keceh

Andramukti, 3 november 2009

Tapir


TAPIR

Tapir adalah hewan yang dilindungi, Aku telah berada di kebun binatang Gembiraloka Jogja DIY, Aku disana melihat lihat hewan yang dilindungi dan termsksut hewan Tapir, Tapir ini memiliki 2warna yaitu Hitam dan Putih, aku sedang ber foto dengan hewan Tapir itu, tapir memiliki kotoran yang sangat bau makanan tapir kalao tidak salah adalah daging tapir itu yang satu sedang tidur dan yangsatu nyalagi sedang ber isti rahat, Tapir biasanya hidup di hutan hutan yang cukup luas, populasi tapir juga tingal sedikit, dan kita juga menjaga populasi hewan yang di lindungi agar tidak habis / punah.

Andramukti, 9 November 2009

Sahabat Andra